Rabu, 14 November 2012

Burung Kasuari Papua

Kasuari (Casuarius)
Klasifikasi Ilmiah
 Kingdom         : Animalia
Phylum             : Chordata
Subphylum       : Vertebrata
Class                : Aves
Order               : Struthioniformes
Family              : Casuariidae
Genus               : Casuarius
Species            : Casuarius sp
Anak burung kasuari terkadang dijadikan hewan peliharaan. Karena sangat lucu dan nurut kepada pemiliknya, bisa di ajak jalan-jalan kemanapun misalnya ke kebun, ladang dan ke rumah tetangga sekalipun. Pada Umumnya Anak Burung Kasuari memiliki warna yang berbeda dengan induknya, Anak kasuari memiliki bulu belang-belang antara hitam dengan kuning ke emasan.
Burung kasuari atau dalam bahasa latinya “Casuarius” Banyak tersebar di pulau Papua.  Satu-satunya pulau di indonesia yang di anugerahi begitu banyak kekayaan alam. Hewan ini tidak dapat terbang dan merupakan hewan endemik yang terbesar di Papua. Burung kasuari ditakdirkan memiliki daging yang berlimpah, telur yang besar-besar, tulang paha yang kuat dan bulu-bulu kasar yang berkilau.
Propinsi Papua  merupakan daerah Kawasan Timur Indonesia, yang kaya akan keaneka ragaman hayati, baik fauna maupun floranya. Keaneka ragaman fauna Papua dari jenis burung , ada 602 species dengan tingkat endemic 52%. Casuarius adalah salah satu dari dua genus burung di dalam suku Casuariidae. Genus ini terdiri dari tiga spesies Kasuari yang berukuran sangat besar.
3 macam species itu Antara lain:

1. Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius unappendiculatus)
2. Kasuari Gelambir-ganda (Casuarius casuarius)
3. Kasuari Kerdil (Casuarius bennetti )
Daerah sebaran dari ketiga spesies ini adalah di hutan tropis dan pegunungan di Papua. Kasuari dilengkapi tanduk di atas kepalanya, yang membantu burung ini sewaktu berjalan di habitatnya di hutan yang lebat. Selain tanduk dikepalanya, Kasuari mempunyai kaki yang sangat kuat dan berkuku tajam. Burung betina biasanya berukuran lebih besar dan berwarna lebih terang daripada jantan.
Kasuari tergolong hewan diurnal yaitu melakukan aktivitas disiang hari. Di alam bebas kasuari menjelajahi hutan sendiri-sendiri (soliter) atau bersama anaknya atau berpasangan pada saat musim kawin. Pada saat musim kawin satwa ini bersifat nervous dan siap menyerang siapa saja yang berada disekitarnya. Menjelang dan awal musim kawin, jantan mulai mendekati betina dan pada saat ini sering terjadi perkelahian antar kasuari jantan dalam memperebutkan betina. Pertemuan jantan dan betina saat musim kawin, umumnya di daerah teritori atau di areal tempat makan kasuari betina. Bila kasuari betina telah menerima pejantan maka kasuari jantan akan mengikuti betina terus sehingga terlihat berpasangan, tetapi sebaliknya bila betina menolak maka
jantan akan diusir. Pengusiran ini lebih sering terjadi pada saat diluar musim kawin. Kasuari betina umumnya lebih besar dari jantan. Kasuari merupakan salah satu spesies yang melakukan perkawinan dengan system poliandri.
Seekor kasuari betina akan kawin dengan lebih dari satu kasuari jantan. Setelah satu clatch peneluran, kasuari betina akan meninggalkan pasangannya dan akan mencari dan akan bercumbu dengan kasuari jantan lain sampai dibuahi pada clutch peneluran berikutnya. Semakin tua kasuari betina semakin luas teritorinya, lebih banyak pasangannya dan lebih agresif saat bercumbu sehingga turunannya lebih banyak.
Menurut Coates (1986), musim kawin pada kasuari gelambir ganda (Casuarius casuarius) umumnya dari bulan Juni sampai Oktober tetapi paling sering Juli dan Agustus, sedangkan pada kasuari gelambir tunggal (Casuarius unappendiculatus) masa kawin terjadi selama musim panas dan musim bertelur pada bulan Juni. Masa kawin pada kasuari kerdil (Casuarius bennetti) terjadi pada akhir musim hujan atau bulan Maret dan April. Kasuari jantan dan betina menduduki teritori tertentu pada saat bertelur. Betina meletakkan 3-6 telur berwarna kehijauan dalam sarang yang terbuat dari daun-daunan pada pangkal sebatang pohon, kemudian betina pergi ke hutan meninggalkan sang jantan yang akan mengerami, menjaga dan mempertahankan anak-anaknya dari predator. Selama kurang lebih 7 minggu jantan sibuk mengerami telur dan menjaga anaknya setelah menetas. Jika pada waktu pengeraman ini terdapat gangguan atau ancaman dari luar maka sang jantan akan segera lari ke hutan, berusaha mengalihkan perhatian predator terhadap telur atau anak-anaknya yang berharga. Bagi pejantan sendiri merupakan sasaran yang penampilannya menyolok karena warnanya yang hitam kelam, sedangkan telur berwarna hijau dan anak kasuari bergaris garis coklat sehingga kemungkinan besar tidak akan terlihat oleh predator. Anak kasuari akan tinggal bersama kedua induknya sampai umur sembilan bulan sebelum mereka menjalani pola hidup soliter dan menduduki teritori atau home range sendiri (coates,1986).

Tingkah Laku Makan.                                                    
Secara umum hewan mempunyai tiga cara dalam memperoleh makanan, yaitu:
(1) Tetap berada ditempat dan makanan datang sendiri,
 (2) Berjalan untuk mencari makan dan
(3) Menjadi parasit pada organisme lain (Arms dan Camp, 1979).
Tingkah laku makan kasuari seperti halnya tingkah laku lainnya, dipengaruhi oleh faktor genetik, suhu lingkungan, jenis makanan yang tersedia dan habitat. Faktor genetik seperti telah diuraikan diatas. Faktor suhu lingkungan dapat mempengaruhi jumlah makanan yang dikonsumsi. Pada suhu rendah, kasuari akan menkonsumsi makanan lebih banyak dari pada saat suhu lingkungan tinggi. Faktor jenis makanan yang tersedia berpengaruh terhadap tingkah laku makan, terutama dalam menggunakan anggota tubuhnya untuk mendapatkan, mengambil dan memakan. Faktor habitat, baik insitu (alami) maupun eksitu (penangkaran) mempengaruhi tingkah laku makan yang berbeda. Kasuari dalam mengkonsumsi makanan, mengambil makanan dengan paruh, menjepitnya dan langsung menelannya tanpa mengalami pengunyahan dalam mulut. Cara makan seperti ini sama halnya dengan burung pemakan biji-bijian lainnya (Burton, 1985). Menurut Coates (1985), makanan kasuari di habitat alaminya berupa buah-buahan dan biji-bijian, serangga dan jaringan tumbuh-tumbuhan serta hewan kecil seperti udang dan ikan yang diperoleh dipinggiran sungai atau kali yang terdapat di hutan. Kasuari menghasilkan feces berupa tumpukan sisa buah atau biji yang tidak tercerna.

sungai Terpanjang di Indonesia

Sungai-sungai terpanjang di Indonesia ini merupakan daftar 7 sungai yang paling panjang yang terdapat di Indonesia. Tiga sungai diantaranya terdapat di pulau Kalimantan, dua sungai di Sumatera, dan masing-masing satu sungai di Papua dan Jawa.
Ke-7 sungai terpanjang di Indonesia ini dilengkapi dengan penjelasan singkat untuk lebih mengenal diskripsi masing-masing sungai. Dan langsung saja inilah 7 sungai paling panjang di Indonesia.
Sungai Kapuas atau Sungai Batang Lawai merupakan sungai terpanjang di Indonesia dengan panjang total 1.143 km. Sungai ini terdapat di provinsi Kalimantan Barat. Sungai Kapuas mempunyai hulu di Pegunungan Muller dan mulut sungainya (muara) terdapat di selat Karimata dengan melintasi kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Melawi, Sintang, Sekadau, Sanggau, Landak, Kubu Raya, hingga membelah kota Pontianak, ibu kota Kalimantan Barat.
  • Sungai Mahakam (Kalimantan)
Sungai Mahakam menjadi susngai terpanjang kedua di Indonesia dengan panjang total 920 km. Sungai yang terdapat di Kalimantan Timur dan bermuara di Selat Karimata ini melintasi Kabupaten Kutai Barat dan Kutai Kartanegara. Bahkan sungai Kapuas juga melintasi dan membelah Kota Samarinda, ibu kota provinsi Kalimantan Timur. Sungai ini pula menjadi habitat salah satu ikan yang sekaligus mamalia air tawar paling langka yakni Pesut Mahakam. Pada aliran sungai Mahakam juga terdapat Danau Cascade Mahakam.
  • Sungai Barito (Kalimantan)
Sungai Barito atau Sungai Dusun, Sungai Banjar Besar, atau Sungai Banjarmasin dan terkadang disebut juga sebagai Sungai Banjar dan Sungai China. Merupakan sungai terpanjang ketiga di Indonesia dengan panjang mencapai 900 km. Sungai Barito berhulu di Pegunungan Muller dan bermuara di Laut Jawa dengan melintasi provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
  • Sungai (Batang) Hari (Sumatera)
Sungai Hari atau Batang Hari merupakan sungai terpanjang di pulau Sumatera dengan panjang mencapai 800 km. Sungai Batanghari berhulu di Pegunungan Bukit Barisan dan bermuara di Selat Berhala, Jambi. Sungai Batanghari melintasi provinsi Sumatera Barat dan Jambi yang meliputi Kabupaten Solok, Solok Selatan, Dharmasraya, Bungo, Tebo, Batang Hari, kota Jambi, Muaro Jambi, dan Tanjung Jabung Timur.
Sungai Musi dan Jembatan Ampera
Sungai Musi dan Jembatan Ampera. Gambar: commons.wikimedia.org
Sungai Musi disebut juga sebagai Batanghari Sembilan (yang berarti: sembilan sungai besar). Panjang sungai Musi mencapai 750 km yang membelah provinsi Sumatera Selatan dari timur ke barat termasuk membelah kota Palembang, ibu kota Sumatera Selatan. Bagian hulu (sumber air) Sungai Musi berada di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu dan bermuara di Laut Bangka.
  • Sungai Mamberamo (Papua)
Sungai Mamberamo merupakan sungai terpanjang di Papua dengan panjang sungai mencapai 670 km. Terletak di kabupaten Sarmi disebelah selatan Pegunungan Foja dan bermuara di Tanjung D’Urville di pesisir utara Pulau Papua yang berbatasan dengan samudera Pasifik. Sungai Mamberamo mempunyai berbagai lembah yang kaya akan keanekaragam hayati dan menjadi tempat mukim berbagai suku terasing sehingga dijuluki ‘Amazonnya Papua’.
  • Sungai Bengawan Solo (Jawa)
Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa dengan panjang mencapai 548 km. Hulu Bengawan Solo terdapat di daerah Pegunungan Kidul di Wonogiri, Jawa Tengah dan bermuara di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Daerah yang dilewati sungai ini di antaranya Kabupaten Wonogiri, Pacitan, Sukoharjo, Klaten, Surakarta, Sragen, Ngawi, Blora, Magetan, Madiun, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Gresik.
Sedikit catatan untuk panjang masing-masing sungai dari ke-7 sungai terpanjang tersebut mungkin masih menjadi perdebatan dan perbedaan. Ini dimungkinkan lantaran tidak adanya data valid tentang panjang masing-masing sungai. Atau bisa jadi saya yang tidak mengetahuinya.
Sebagai bangsa Indonesia sudah selayaknya kita bangga dengan kekayaan alam kita yang salah satunya adalah dikaruniai ratusan sungai yang terdapat di seluruh penjuru Indonesia. Berbangga tentunya diikuti oleh dua hal; pertama musti mengenal terlebih dahulu, dan kedua, siap untuk menjaga dan melestarikannya. Dengan demikian, sungai-sungai terpanjang ini akan tetap memberikan berkah pada seluruh rakyat Indonesia, bukan bencana.
  • Dari berbagai sumber tertulis dan elektronik.
  • Gambar: commons.wikimedia.org

Rekor Alam Indonesia

Rekor-rekor dunia tentang alam dan lingkungan hidup Indonesia yang sempat saya kumpulkan dari berbagai sumber. Ya, sebagai nostalgia masa lalu ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar yang mana setiap hari guru saya (tanpa mengurangi hormat saya kepada beliau, Bapak Soedardjo) senantiasa rajin mencekoki saya dan kawan-kawan dengan doktrin; Indonesia adalah negara yang kaya raya gemah ripah loh jinawi. Kekayaan alam yang tiada duanya!
Sengaja kali ini saya batasi hanya rekor-rekor dunia yang berhubungan dengan lingkungan hidup dan bentang geografi alam Indonesia saja. Bukan maksud saya untuk mengerdilkan rekor-rekor lain di bidang budaya, sosial politik maupun ekonomi. Ya itu tadi sekedar bernostalgia. Syukur-syukur bisa membangkitkan nasionalisme dan kebanggaan saya terhadap kekayaan alam Indonesia yang makin hari semakin luntur.
Negara kepulauan terbesar di dunia
Indonesia terdiri dari 17.504 pulau. 9.634 pulau diantaranya belum memiliki nama dan 6.000 pulau diantaranya merupakan pulau yang tidak berpenghuni (manusia).
3 pulau termasuk dalam 10 pulau terbesar se dunia
Pulau Nugini (Papua), Pulau Borneo (Kalimantan) dan Pulau Sumatra termasuk dalam 10 pulau terbesar di dunia.
Urutan pulau terbesar mulai dari yang terluas adalah: Greenland (otonomi Denmark) seluas 2.175.600 km2, Nugini atau Papua (Indonesia dan Papua Nugini) seluas 890.000 km2, Borneo atau Kalimantan (Indonesia, Malaysia dan Brunei Darusalaman) seluas 743.330 km2, Madagaskar seluas 587.041 km2, Pulau Baffin (Kanada) seluas 507.451 km2, Sumatra (Indonesia) seluas 425.000 km2, Honshu (Jepang) seluas 227.414 km2, Britania Raya (Inggris) seluas 219.000 km2, Pulau Victoria (Kanada) 217.291 km2 dan Ellesmere (Kanada) seluas 196.235 km2.
Sedangkan pulau Sulawesi berada di urutan ke-11 dengan luas 174.600 km2 dan pulau Jawa berada diurutan ke-13 dengan luas126.700 km2.
Negara maritim terbesar
Indonesia memiliki perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia. Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia mendapat pengakuan dunia yang tertuang dalam UNCLOS (United Nation Convention on the Law of the Sea) yang diratifikasi oleh negara-negara sedunia.
Garis pantai terpanjang kedua
Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada yakni 95.000 km yang merupakan 14% dari total panjang garis pantai yang ada di seluruh dunia.
Pulau Jawa pulau terpadat di dunia
Dengan kepadatan mencapai 979 jiwa per km2, pulau Jawa menjadi pulau terpadat di dunia mengungguli Honshu (Jepang), dan Britania Raya (Inggris).
Pulau buatan terpadat
Citra satelit pulau Bungin
Citra satelit pulau Bungin
Pulau Bungin yang berada dalam wilayah kecamatan Alas kabupaten Sumbawa NTB memiliki kepadatan 14.000 jiwa per km2 dengan luas yang hanya 8 ha. Saking padatnya kambing di pulau ini terbiasa memakan kertas, ikan kering, dan sobekan kain.
Hukum adat tentang perkawinan warga Bungin, menjadi alasan yang membuat Pulau Bungin tetap mampu menampung pertambahan jumlah penduduknya. Karena dalam hukum adat itu, diatur pasangan muda-mudi yang hendak menikah wajib membangun lokasi sendiri untuk mendirikan rumah mereka.
Caranya, pasangan itu harus mengumpulkan batu karang untuk ditumpuk pada sisi luar pulau yang ditentukan. Ukuran lokasinya bisa mencapai 6 x 12 meter persegi. Setelah lokasi terbentuk, baru mereka boleh menikah dan mendirikan rumah. Hal ini mengakibatkan luas pulau Bungin terus bertambah dari tahun ke tahun.
Terumbu karang terkaya
Diperkirakan, luas terumbu karang di dunia mencapai 284,300 km2. Indonesia mempunyai sekitar 18% terumbu karang dunia, dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia (dengan lebih dari 18% terumbu karang dunia, serta lebih dari 2500 jenis ikan, 590 jenis karang batu, 2500 jenis Moluska, dan 1500 jenis udang-udangan). Sayang sekitar 60% diantaranya dalam kondisi rusak.
Hutan tropis terluas ketiga
Luas hutan tropis Indonesia adalah 120 juta hektar (menteri kehutanan mengklaim 138 juta ha) dan merupakan terluas ketiga setelah hutan tropis Brazil dan Zaire di Afrika. Sayang, laju kerusakan hutan di Indonesia juga sangat tinggi bahkan tercacat dalam buku rekor dunia Guinness 2008 sebagai negara yang hutannya paling cepat mengalami kerusakan (deforestasi).
Spisies hiu terbanyak
Indonesia menjadi negara yang memiliki spesies hiu terbanyak di dunia dengan jumlah 150 spisies hiu diantaranya adalah hiu tutul.
Jenis burung terbanyak kelima
Indonesia memiliki 1.539 jenis burung atau sekitar 17% dari jumlah seluruh jenis burung di dunia dan 381 jenis diantaranya merupakan jenis endemik Indonesia. Dilihat dari total jenis burung, Indonesia menduduki urutan kelima setelah Kolombia, Peru, Brazil dan Equador.
Biodeversity Anggrek terbesar
Indonesia memiliki sekitar 5.000 jenis anggrek, mulai dari yang terbesar (Anggrek Macan atau Grammatophyllum Speciosum) sampai yang terkecil (Taeniophyllum, yang tidak berdaun), termasuk Anggrek Hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua. Sayang, 2.000 jenis diantaranya kini terancam punah.
Hutan bakau terluas
Berdasarkan data yang dikeluarkan Mangrove Information Center (2006) menyebutkan Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia. Luasnya mencapai 25% atau 4,5 juta hektar, dari total luas hutan mangrove di seluruh dunia yang jumlahnya mencapai 18 juta hectare. Jumlah itu, setara dengan 3,8% dari total luas hutan di Indonesia secara keseluruhan. Sayang keberadaan bakau cukup memprihatinkan. Kini hanya tersisa 40% hutan bakau yang masih baik di seluruh Indonesia
Komodo, spisies kadal terbesar
Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora.
Rafflesia Arnoldi, bunga terbesar
Rafflesia arnoldi
Rafflesia arnoldi
Rafflesia arnoldi (Patma Raksasa) merupakan tumbuhan parasitobligat yang terkenal karena merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. Tumbuhan ini endemik diPulau Sumatera, terutama bagian selatan (Bengkulu, Jambi, danSumatera Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies ini.
Tarsier Pygmy, Primata terkecil
Tersier Pygmy, primata terkecil
Tersier Pygmy, primata terkecil
Tarsier Pygmy (Tarsius Pumilus) atau disebut juga Tarsier Gunung merupakan primata terkecil di dunia. Primata ini panjangnya hanya 10 cm. Hewan yang mirip monyet dan hidupnya diatas pohon ini terdapat di Sulawesi.
Python Reticulata, ular terpanjang
Python Reticulata yang mempunyai panjang 10 meter ditemukan di Sulawesi.
Ikan terkecil
ikan terkecil di atas jari manusia (inset; foto ikan ini diperbesar)
ikan terkecil di atas jari manusia (inset; foto ikan ini diperbesar)
Ikan dengan nama ilmiah Paedocypris progenetica ini ditemukan di lahan gambut Sumatera oleh tim peneliti dari Eropa dan Singapura. Tubuh ikan dewasa ini hanya sebesar nyamuk dengan panjang 7,9 mm. Ikan ini mengalahkan rekor ikan terkecil sebelumnya yang dipegang oleh ikan cebol (Trimmatom nanus), yang panjangnya 8 mm. Paedocypris progenetica masih satu keluarga dengan ikan gurame. Para penemu ikan ini mempublikasikan temuan itu dalam jurnal ilmiah Proceedings terbitan Inggris, pada Januari 2006.
Mungkin masih ada beberapa rekor lain yang terlewat atau justru rekor yang saya kumpulkan ‘terlalu kelewatan’. Silahkan rekan-rekan bisa mengoreksi atau mendiskusikannya.
Dikumpulkan dari berbagai sumber.

Edelweis Bunga Abadi

Edelweis (kadang ditulis eidelweis) atau Edelweis Jawa (Javanese edelweiss) juga dikenal sebagai Bunga Abadi yang mempunyai nama latin Anaphalis javanica, adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Indonesia. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian maksimal 8 m dengan batang mencapai sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m. Tumbuhan yang bunganya sering dianggap sebagai perlambang cinta, ketulusan, pengorbanan, dan keabadian ini sekarang dikategorikan sebagai tanaman langka.
Saya teringat dengan Suzie, teman wanita saya yang dengan bangga memamerkan bunga edelweis yang diberikan oleh pacarnya. Katanya, edelwis merupakan perlambang cinta yang penuh ketulusan mengingat tekstur yang halus dan lembut dengan warnanya yang putih (walau ini sebenarnya tergantung kepada habitat di mana ia tumbuh yang menyebabkan warnanya agak kekuning-kuningan, keabu-abuan ataupun kebiru-biruan).
edelweis_2Edelweis juga melambangkan pengorbanan. Karena, kata Suzie, bunga ini hanya tumbuh di puncak-puncak atau lereng-lereng gunung yang tinggi sehingga untuk mendapatkannya membutuhkan perjuangan yang amat berat. Ditambah lagi dengan adanya larangan membawa pulang bunga ini, pemetik harus main petak umpet dengan petugas Jagawana. Dan jika kedapatan memetik bunga ini bisa-bisa seperti teman saya yang terpaksa harus berendam di Ranu Kumbolo malam-malam ketika ketahuan mengambil bunga ini di Gunung Semeru.
Yang paling dasyat menurut Suzie, meskipun dipetik bunga ini tidak akan berubah bentuk dan warnanya, selama disimpan di tempat yang kering dengan suhu ruangan. Karenanya, lanjut Suzie dengan antusias, edelweis adalah bunga keabadian. Bunga yang membuat cinta akan tetap abadi!
Saya hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil berlalu tanpa sepatah katapun. Sikap Suzie tak berbeda dengan para (oknum) pecinta alam dan pendaki gunung yang merasa bangga jika bisa membawa edelweis pulang sebagai bukti bahwa ia telah menaklukkan sebuah gunung. Keserakahan dan mitos ini telah membuat edelweis sebagai bunga langka bahkan terancam kepunahan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Hakim Luqman dalam Kasodo, Tourism, and Local People Perspectives for Tengger Highland Conservation, menyimpulkan bahwa tanaman ini telah punah dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
alun-alun suryakencanaPadahal Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus, sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan, dan lebah terlihat mengunjunginya.
Kini Taman Nasional Gunung Gede Pangrango diklaim sebagai tempat perlindungan terakhir bunga abadi ini. Di sini terdapat hamparan bunga edelweis yang tumbuh subur di alun-alun Suryakencana sebuah lapangan seluas 50 hektar di ketinggian 2.750 meter di atas permukaan laut.
So, bagi yang sealiran dengan Suzie, silahkan datang ke sana. Petiklah sepuasnya, bawa pulan semua dan biarkan bunga abadi ini musnah abadi untuk selamanya!

Trenggiling, Dagingnya 1 Juta Per Kg

Trenggiling (Manis javanica) atau dalam bahasa inggris disebut Sunda Pangolin adalah salah satu spesies dari genus Manis (Pangolin) yang hidup di Indonesia (Jawa, Sumatera, dan Kalimantan) dan beberapa negara lain di Asia Tenggara. Hewan yang mempunyai ciri khas bersisik ini merupakan hewan pemakan serangga. Perburuan Trenggiling (Manis javanica) sangat marak di Indonesia mengingat harga jual daging trenggiling yang sangat tinggi, mencapai 1 juta per kg.
Trenggiling hidup di hutan tropis dataran rendah. Makanan utamanya adalah serangga (semut dan rayap). Binatang ini mempunyai bentuk tubuh khas yang memanjang dan tertutupi sisik. Panjang dari kepala hingga pangkal ekor mencapai 58 cm. Panjang ekor mencapai 45 cm. Berat tubuh trenggiling sekitar 2 kg.
Trenggiling mempunyai lidah yang mampu dijulurkan hingga sepertiga panjang tubuhnya. Lidah ini berguna untuk menangkap semut dan rayap yang merupakan makanan utamanya. Rambutnya termodifikasi menjadi semacam sisik besar yang tersusun membentuk perisai berlapis sebagai alat perlindungan diri. Jika diganggu, trenggiling akan menggulungkan badannya seperti bola. Ia dapat pula mengebatkan ekornya, sehingga “sisik”nya dapat melukai kulit pengganggunya.
Trenggiling (Manis javanica) merupakan binatang nokturnal yang aktif melakukan kegiatan hanya di malam hari. Satwa langka ini mampu berjalan beberapa kilometer dan balik lagi kelubang sarangnya yang ditempatinya untuk beberapa bulan.
Diwaktu siang Trenggiling bersembunyi di lubang sarangnya. Diantaranya ada yang tinggal diatas dahan pohon. Binatang ini suka bersarang pada lubang-lubang yang berada dibagian akar-akar pohon besar atau membuat lubang di dalam tanah yang digali dengan menggunakan cakar kakinya. Atau ia menempati lubang-lubang bekas hunian binatang lainnya. Pintu masuk kelubang sarang selalu ditutupnya.
penyelundupan daging trenggiling
Polisi menyita daging trenggiling yang akan diselundupkan ke luar negeri
Satwa unik ini semakin hari semakin langka akibat banyaknya perburuan. Perburuan ini dipicu oleh mahalnya harga daging dan sisik trenggiling. Di pasaran gelap, harga daging trenggiling mencapai Rp. 1 juta per kg. Sedangkan sisik trenggiling dihargai Rp. 9000 per keping. Daging dan sisik satwa ini banyak diekspor ke China, Singapura, Thailand, Laos, dan vietnam untuk digunakan sebagai bahan kosmetika, obat kuat, dan santapan di restoran. Sisiknya sendiri sering di pakai sebagai salah satu bahan pembuat shabu-shabu.
Karena itu, trenggiling di oleh IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources) mengategorikannya dalam “genting” (Endangered; EN) dalam IUCN Red List. Spesies ini juga dilindungi oleh CITES sebagai Apendiks II. Oleh pemerintah Indonesia, Trenggiling juga termasuk satwa yang dilindungi berdasarkan PP Nomor 7 tahun 1999.
Trenggiling (Manis javanica), selain terdapat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan (Indonesia) juga terdapat di negara Malaysia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam.
Selain Manis javica masih terdapat beberapa spesies (jenis) trenggiling lainnya seperti: M. aurita, M. crassicaudata (Thick-Tailed Pangolin), M. crassicuadata, M. gigantea (Giant Ground Pangolin), M. javanica culionensis, M. javanicus, M. multiscutata, M. pentadactyla (Chinese Pangolin), M. pentadactyla aurita, M. pentadactyla dalmanni, M. pentadactyla pentadactyla (Chinese Pangolin), M. pentadactyla pusilla, M. temmincki,M. temminckii (Temminck’s Ground Pangolin), M. tetradactyla (Black-Bellied Pangolin), M. tetradactyla longicaudus, M. tricupis, M. tricuspis (Three-Cusped Pangolin), M. tricuspis tricuspis (Tree Pangolin).
Klasifikasi ilmiah. Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Mammalia. Ordo: Pholidota Famili: Manidae. Genus: Manis. Spesies: Manis javanica
Referensi: www.iucnredlist.org; zipcodezoo.com; gambar: www.deplujunior.org, hasanzainuddin.wordpress.com.

Hindari Kepunahan Penyu

Penyu (sea turtles) adalah kura-kura laut. Menurut para ilmuan, penyu termasuk salah satu binatang purba yang masih hidup hingga sekarang. Penyu dipercaya telah ada sejak akhir zaman Jura (145-208 juta tahun yang lalu). Ini berarti seusia dengan Dinosaurus. Pada masa itu, nenek moyang penyu, Archelon, yang berukuran panjang badan enam meter, dan Cimochelys telah berenang di laut purba seperti penyu masa kini. penyu-hijau
Binatang purba ini, dipercaya menjadi penjaga keseimbangan ekosistem laut. Di mana ditemukan penyu, di situ dapat ditemui kekayaan alam laut yang melimpah. Penyu dapat ditemukan di semua samudera di dunia.
Namun, setiap tahun jumlah penyu terus menyusut. Manusia adalah predator utama yang membuat penyu makin langka. Penyu diburu untuk diperdagangkan daging dan telurnya. Bahkan kulit penyu banyak digunakan untuk membuat berbagai aksesoris. Padahal meskipun sekali bertelur, penyu betina mampu menelurkan hingga 100 butir lebih, namun yang mampu bertahan hingga menjadi penyu dewasa hanya berkisar 1 persen. Penyu memiliki sepasang tungkai depan sebagai kaki pendayung yang memberinya kelincahan berenang di dalam air. Walaupun seumur hidupnya berkeliaran di dalam air, hewan kelompok vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus sesekali naik ke permukaan air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas dengan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama. Jarak 3.000 kilometer dapat ditempuh 58 – 73 hari.
Jenis-jenis Penyu
Penyu satu ordo (Testudinata) dengan kura-kura dan bulus (labi-labi). Di dunia, saat ini hanya terdapat 7 jenis (spisies) dari 2 famili penyu, yaitu:
  • Penyu Hijau atau dikenal dengan nama green turtle (Chelonia mydas)
  • Penyu Sisik atau dikenal dengan nama Hawksbill turtle (Eretmochelys imbricata)
  • Penyu Lekang atau dikenal dengan nama Olive ridley turtle (Lepidochelys olivacea)
  • Penyu Belimbing atau dikenal dengan nama Leatherback turtle (Dermochelys olivacea),
  • Penyu Pipih atau dikenal dengan nama Flatback turtle (Natator depressus)
  • Penyu Tempayan atau dikenal dengan nama Loggerhead turtle (Caretta caretta)
  • Penyu Kemp’s ridley (Lepidochelys kempi)
Dari ketujuh jenis penyu tersebut, hanya penyu Kemp’s Ridley yang tidak ditemukan di perairan Indonesia. Dari semua jenis ini, Penyu Belimbing adalah penyu terbesar dengan ukuran mencapai 2 meter dengan berat 600–900 kg. Sedangkan yang terkecil adalah Penyu Lekang dengan ukuran paling besar sekitar 50 kg. Namun demikian, jenis yang paling sering ditemukan adalah Penyu Hijau. Penyu, terutama Penyu Hijau, adalah hewan pemakan tumbuhan yang sesekali memangsa beberapa hewan kecil.
Konservasi Penyu
Semua jenis penyu dilindungi oleh Undang-undang internasional maupun Indonesia. Penyu Belimbing, Penyu Kemp’s Ridley, dan Penyu Sisik diklasifikasikan “sangat terancam punah” oleh The World Conservation United (IUCN). Sedangkan Penyu Hijau, Penyu Lekang, dan Penyu Tempayan digolongkan sebagai terancam punah. Hanya Penyu Pipih yang diperkirakan tidak terancam. Di Indonesia, semua jenis penyu dilindungi berdasarkan Peraturan pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
tukikPenyu menunggu hingga mencapai usia 15-50 tahun untuk dapat melakukan perkawinan. Siklus bertelurnya pun sangat lama antara 2-8 tahun sekali.Selain itu meskipu dalam sekali bertelur, penyu mampu mengeluarkan ratusan butir, namun hanya sekitar belasan tukik (bayi penyu) yang mampu kembali ke laut. Karenanya proses regenerasi penyu tidak banyak.
Sejumlah tempat di Indonesia telah ditetapkan sebagai wilayah konservasi penyu seperi di Pantai Selatan Jawa Barat (Pangumbahan, Cikepuh), Pantai Selatan Bali, Sungai Cabang, Kalimatan Tengah, Alas Purwo, Jawa Timur, Pantai Selatan Lombok, Jamursba Medi (Irian), Pesisir Tenggara Sumatera (Pulau Banyak, Pulau Siberut, Pulau Pagai Utara – Kepulauan Mentawai), Kepulauan Karimunjawa, Pulau Bawean dan lain-lain.
Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk melestarikan penyu?. Antara lain dengan tidak mengkonsumsi makanan yang berasal dari penyu (daging dan telur) serta tidak menggunakan barang-barang yang terbuat dari cangkang penyu, tidak membuang sampah plastik (penyu sering mati karena memakan sampah plastik yang dikiranya ubur-ubur) dan benda-benda lain yang berbahaya ke dalam laut.
Tak kalah penting, tidak mengganggu penyu yang sedang bertelur karena penyu dapat berhenti bertelur bila merasa terancam dan tidak mengambili telur-telur penyu karena akan menghancurkan populasi mereka, penjaga kesehatan terumbu karang kita.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata. Kelas: Sauropsida. Ordo: Testudinata. Upaordo: Cryptodira. Superfamili: Chelonioidea (Bauer, 1893). Genera: Familia Cheloniidae (terdiri: Caretta, Chelonia, Eretmochelys, Lepidochelys, Natator); Familia Dermochelyidae (terdiri: Dermochelys); Familia Protostegidae (hanya fosil); Familia Toxochelyidae (hanya fosil); Familia Thalassemyidae (hanya fosil)

Kanguru Indonesia Di Papua

Kanguru ternyata tidak hanya terdapat di Autralia saja. Ternyata di Indonesia, tepatnya di Papua, juga memiliki Kangguru, spisies yang mempunyai ciri khas kantung di perutnya (Marsupialia). Kanguru Papua ini memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan Kanguru Australia. Sayang Kanguru yang terdiri atas Kanguru tanah dan Kanguru pohon ini mulai langka sehingga termasuk binatang (satwa) Indonesia yang dilindungi dari kepunahan.
Kangguru Papua terdiri atas dua genus yaitu dendrolagus (Kanguru Pohon) dan thylogale (Kanguru Tanah). Kanguru pohon sebagian besar masa hidupnya ada di pohon. Sekalipun begitu satwa tersebut juga sering turun ke tanah, misalnya bila sedang mencari air minum. Moncong kanguru pohon bentuknya lebih runcing jika dibandingkan dengan moncong kanguru darat. Ekornya agak panjang dan bulat, berbulu lebat dari pangkal sampai ekornya. Sedangkan pada kanguru darat kedua kaki depannya lebih pendek dari pada kaki belakangnya, Cakarnya pun lebih kecil. Moncongnya agak tumpul dan tidak berbulu. Ekornya makin meruncing ke ujung, bulunya tidak begitu lebat.
Kangguru Tanah (lau-lau atau paunaro):
Thylogale bruniiThylogale brunii (Dusky Pademelon) merupakan jenis kangguru terkecil yang ada di dunia. Beratnya antara 3-6 kilogram, tetapi ada juga yang 10 kilogram. Panjang tubuhnya sekitar 90 sentimeter dengan lebar sekitar 50 sentimeter. Satwa langka yang dilindungi ini adalah hewan endemik Papua, dan hanya terdapat di Papua di kawasan dataran rendah di hutan-hutan di wilayah Selatan Papua, dan Papua Niugini. Di Indonesia Thylogale brunii terdapat antara lain di Taman Nasional Wasur (Kabupaten
Thylogale stigmata,
Merauke) dan Taman Nasional Gunung Lorentz (Mimika).
Thylogale stigmata (red-legged pademelon) merupakan jenis yang hidup di daerah pantai selatan Papua. Thylogale stigmata mempunyai warna kulit tubuh lebih cerah yaitu kuning kecokelatan.
Thylogale browniThylogale brownii (Brown’s pademelon). Selain di Papua, binatang ini juga terdapat di Papua New Guinea.
Kangguru pohon (lau-lau):
Dendrolagus pulcherrimus (Kanguru Pohon Mantel Emas) merupakan sejenis kanguru pohon yang hanya ditemukan di hutan pegunungan pulau Irian. Spesies ini memiliki rambut-rambut halus pendek berwarna coklat muda. Leher, pipi dan kakinya berwarna kekuningan. Sisi bawah perut berwarna lebih pucat dengan dua garis keemasan Dendrolagus pulcherrimusdipunggungnya. Ekor panjang dan tidak prehensil dengan lingkaran-lingkaran terang.
Penampilan Kanguru-pohon Mantel-emas serupa dengan Kanguru pohon Hias. Perbedaannya adalah Kanguru-pohon Mantel-emas memiliki warna muka lebih terang atau merah-muda, pundak keemasan, telinga putih dan berukuran lebih kecil dari Kanguru-pohon Hias. Beberapa ahli menempatkan Kanguru-pohon Mantel-emas sebagai subspesies dari Kanguru-pohon Hias.
Kanguru-pohon Mantel-emas merupakan salah satu jenis kanguru-pohon yang paling terancam kepunahan diantara semua kanguru pohon. Spesies ini telah punah di sebagian besar daerah habitat aslinya
Dendrolagus goodfellowi (disebut Kanguru Pohon Goodfellow atau kanguru pohon hias atau Goodfellow’s Tree-kangaroo) merupakan jenis kanguru pohon yang paling sering ditemui. Kulit tubuhnya berwarna
Dendrolagus mbaiso
cokelat sawo matang dan banyak terdapat di hutan hujan di pulau Papua
Dendrolagus mbaiso (disebut sebagai Kanguru Pohon Mbaiso atau Dingiso) kanguru ini ditemukan di hutan montane yang tinggi dan subalpine semak belukar di Puncak Sudirman. Kanguru pohon ini mempunyai bulu hitam dengan kombinasi putih di bagian dadanya.
Dengrolagus dorianus atau disebut sebagai Kangguru Pohon Ndomea atau Doria’s Tree-kangaroo.
Dendrolagus ursinus (disebut Vogelkop Tree-kangaroo atau Kanguru Pohon Nemena) merupakan kanguru pohon yang paling awal terklasifikasikan. Mempunyai telinga panjang dan ekor panjang dan hitam.
Dendrolagus dorianus, Dendrolagus ursinus, Dendrolagus inustus
Dendrolagus inustus disebut juga sebagai Kanguru Pohon Wakera atau Grizzled Tree-kangaroo.
Dendrolagus stellarum disebut juga sebagai Seri’s Tree-kangaroo. Kanguru pohon ini terdapat di Tembagapura.
Klasifikasi: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Infrakelas: Marsupialia; Ordo: Diprotodontia; Famili: Macropodidae Genus: Dendrolagus dan Thylogale

Mentok Rimba, Bebek Terlangka Di Dunia

Mentok Rimba atau dalam bahasa ilmiahnya Cairina scutulata bisa dikatakan sebagai jenis bebek paling langka di dunia. Populasinya di seluruh dunia sangat langka, diperkirakan hanya tersisa sekitar 1000 ekor. Sekitar 150 ekor terdapat di Taman Nasional Way Kambas, salah satu habitat Mentok Hutan yang tersisa di Indonesia.
Mentok Rimba dikenal juga sebagai Mentok Hutan, Serati, Bebek Hutan atau Angsa Hutan dan dalam bahasa inggris dikenal sebagai White-winged Wood Duck. Spesies ini termasuk salah satu burung air dari suku Anatidae (bebek).
Mentok Rimba (Cairina scutulata) nyaris mirip dengan spesies Bebek Manila (Cairina moschata) yang sering dipelihara. Mentok berukuran besar antara 66-75 cm. Bentuknya hampir menyerupai bebek. Warna bulunya gelap dan kepala serta lehernya keputih-putihan. Penutup sayap kecil putih, penutup sayap tengah dan spekulum abu-abu biru.
Mentok Rimba berhabitat di lahan basah yang dekat dengan rawa-rawa. Burung jenis ini suka sekali bersembunyi di siang hari dan pada malam hari mereka juga dapat aktif mencari makan sendiri, berpasangan, maupun berkelompok 6-8 ekor.
Karena hidupnya di lahan basah (air), maka pembangunan listrik tenaga air dan polusi manusia menjadi ancaman terbesar bagi mereka. Selain itu, penurunan polulasinya juga diakibatkan oleh kerusakan, degradasi, dan gangguan habitatnya termasuk kehilangan koridor hutan di tepi sungai. Polulasinya yang tinggal sedikit ini sangat beresiko terhadap kepunahan.
Habitat Mentok Rimba tersisa di Thailand, Kamboja, Vietnam, Laos, Myanmar, Indonesia, India, dan Bangladesh dengan jumlah populasi tidak mencapai 1000 ekor. Di Indonesia, semula Mentok Rimba ini dapat dijumpai di Jawa dan Sumatera, namun kini bebek jenis ini telah punah di Jawa. Sedangkan di Sumatera diperkirakan hanya bertahan di Taman Nasional Way Kambas dengan populasi sekitar 150 ekor.
Jumlah populasi dan penyebarannya menjadikan IUCN Redlist memasukkan Mentok Hijau dalam kategori Endangered (EN / Genting) yang berarti terancam kepunahan. Status ini sama persis seperti yang disandang oleh Burung Maleo.
Saya sendiri belum berkesempatan untuk melihat Mentok Rimba secara langsung. Semoga saja kesempatan itu masih bisa terwujud. Bagaimana dengan Sobat?
Klasifikasi ilmiah; Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Anseriformes; Famili: Anatidae; Genus: Cairina; Spesies: Cairina scutulata
Referensi: sains.kompas.com/read/xml/2009/07/28/22583145/mentok.rimba.sudah.punah.di.jawa.jangan.terulang.di.sumatera.
Gambar: www.ejphoto.com

Burung Maleo yang Langka Anti Poligami

Burung Maleo yang dalam nama ilmiahnya Macrocephalon maleo adalah sejenis burung yang berukuran sedang, dengan panjang sekitar 55cm. Burung Maleo adalah satwa endemik Sulawesi, artinya hanya bisa ditemukan hidup dan berkembang di Pulau Sulawesi, Indonesia. Selain langka, burung ini ternyata unik karena anti poligami.
Maleo setia dengan pasangannya
Maleo setia dengan pasangannya
Selain sebagai satwa endemik Burung Maleo (Macrocephalon maleo) ini yang mulai langka dan dilindungi ini juga merupakan burung yang unik. Keunikannya mulai dari struktur tubuh, habitat, hingga tingkah lakunya yang salah satunya adalah anti poligami. Makanya tidak mengherankan jika sejak tahun 1990 berdasarkan SK. No. Kep. 188.44/1067/RO/BKLH tanggal 24 Pebruari 1990, Burung Maleo ditetapkan sebagai “Satwa Maskot” provinsi Sulawesi Tengah.
Burung Maleo (Macrocephalon maleo) memiliki bulu berwarna hitam, kulit sekitar mata berwarna kuning, iris mata merah kecoklatan, kaki abu-abu, paruh jingga dan bulu sisi bawah berwarna merah-muda keputihan. Di atas kepalanya terdapat tanduk atau jambul keras berwarna hitam. Jantan dan betina serupa. Biasanya betina berukuran lebih kecil dan berwarna lebih kelam dibanding burung jantan.
Populasi terbanyaknya kini tinggal di Sulawesi Tengah. Salah satunya adalah di cagar alam Saluki, Donggala, Sulawesi Tengah. Di wilayah Taman Nasional Lore Lindu ini, populasinya ditaksir tinggal 320 ekor. Karena populasinya yang kian sedikit, burung unik dan langka ini dilindungi dari kepunahan. Maleo dikategorikan sebagai terancam punah di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix I.
Populasi Maleo terancam oleh para pencuri telur dan pembuka lahan yang mengancam habitatnya. Belum lagi musuh alami yang memangsa telur Maleo, yakni babi hutan dan biawak. Habitatnya yang khas juga mempercepat kepunahan. Maleo hanya bisa hidup di dekat pantai berpasir panas atau di pegununungan yang memiliki sumber mata air panas atau kondisi geothermal tertentu. Sebab di daerah dengan sumber panas bumi itu, Maleo mengubur telurnya dalam pasir.

Keunikan Burung Maleo

Beberapa keunikan dari Burung Maleo (Macrocephalon maleo) antara lain:
  • Tonjolan di kepala; Maleo memiliki tonjolan (tanduk atau jambul keras berwarna hitam) dikepala. Pada saat masih anak dan remaja, tonjolan di kepala ini belum muncul, namun pada saat menginjak dewasa tonjolan inipun mulai tampak. Diduga tonjolan ini dipakai untuk mendeteksi panas bumi yang sesuai untuk menetaskan telurnya (Meskipun hal ini masih memerlukan pembuktian secara ilmiah).
  • Tidak suka terbang. Meskipun memiliki sayap dengan bulu yang cukup panjang, namun lebih senang jalan kaki dari pada terbang.
  • Habitat dekat sumber panas bumi. Maleo hanya bisa hidup di dekat pantai berpasir panas atau di pegununungan yang memiliki sumber mata air panas atau kondisi geothermal tertentu. Sebab di daerah dengan sumber panas bumi itu, Maleo mengubur telurnya dalam pasir.
  • maleo telurTelur yang besar. Maleo memiliki ukuran telur yang besar, mencapai 5 kali lebih besar dari telur ayam. Beratnya antara 240 hingga 270 gram. per butirnya.
  • Maleo tidak mengerami telurnya. Telur burung endemik ini dikubur sedalam sekitar 50 cm dalam pasir di dekat sumber mata air panas atau kondisi geothermal tertentu. Telur yang ditimbun itu kemudian ditinggalkan begitu saja dan tak pernah diurus lagi. Suhu atau temperatur tanah yang diperlukan untuk menetaskan telur maleo berkisar antara 32-35 derajat celsius. Lama pengeraman pun membutuhkan waktu sekitar 62-85 hari.
  • Perjuangan anak Maleo. Anak maleo yang telah berhasil menetas harus berjuang sendiri keluar dari dalam tanah sedalam kurang lebih 50cm (bahkan ada yang mencapai 1 m) tanpa bantuan sang induk. Perjuangan untuk mencapai permukaan tanah akan membutuhkan waktu selama kurang lebih 48 jam. Inipun akan tergantung pada jenis tanahnya. Sehingga tak jarang beberapa anak maleo dijumpai mati “ditengah jalan”.
  • Anak yang mandiri. Anak yang baru saja mencapai permukaan tanah sudah memiliki kemampuan untuk terbang dan mencari makan sendiri (tanpa asuhan sang induk).
  • Monogami. Maleo adalah monogami spesies (anti poligami) yang dipercaya setia pada pasangannya. Sepanjang hidupnya, ia hanya mempunyai satu pasangan. Burung ini tidak akan bertelur lagi setelah pasangannya mati.

Status Konservasi Maleo

Sepasang Male sedang menggali tempat telurnya
Sepasang Male sedang menggali tempat telurnya
Sayangnya semakin hari, satwa endemik yang unik ini semakin langka. Oleh IUCN, burung Maleo masuk dalam kategori “terancam punah”. CITES juga memasukkan binatang khas Sulawesi Tengah ini dalam kategori Appendix I.
Kelangkaan fauna unik ini antara lain disebabkan oleh terdesaknya habitat terutama yang berada di luar kawasan konservasi, perburuan telur Maleo oleh manusia serta ancaman predator antara lain : Biawak (Varanus sp), Babi Hutan (Sus sp), dan Elang.
Untungnya Dinas Kehutanan Melalui Balai Taman Nasional Lore Lindu berhasil membuat penangkarannya, bekerja sama dengan masyarakat setempat. Paling tidak usaha ini mampu sedikit meminimalisir bahaya kepunahan yang mengancam burung anti poligami ini.
Klasifikasi ilmiah; Kerajaan: Vertebrata; Filum: Chordata; Kelas: Aves (Burung); Ordo: Galliformes; Famili: Megapodiidae; Genus: Macrocephalon; Spesies: Macrocephalon maleo; Nama binomial; Macrocephalon maleo (S. Müller, 1846)
Referensi:
  • id.wikipedia.org/wiki/Maleo_Senkawor;
  • maleo.wordpress.com
  • media indonesia
  • img376.imageshack.us (gambar);

Nenek Moyang Ayam

Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) adalah satu dari dua spesies Ayam Hutan yang dipunyai Indonesia selain Ayam Hutan Hijau (Gallus varius). Ayam Hutan Merah yang dalam bahasa Inggris disebut Red jungle fowl, diyakini sebagai nenek moyang Ayam. Karena itu Ayam yang selama ini telah dipelihara secara luas termasuk dalam spesies Gallus Galus yang telah didomestikasi dan dinamakan Gallus gallus domesticus.
Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) dalam bahasa Inggris disebut Red jungle fowl. Dalam bahasa Jawa sering disebut sebagai Ayam Alas sedangkangkan orang Madura biasa menyebutnya sebagai Ajem Alas.
Ciri-ciri dan Habitat Ayam Hutan Merah. Ayam Hutan Merah mempunyai panjang tubuh sekitar 70 cm (jantan) dan 45 cm (betina). Ayam Hutan Merah jantan memiliki bulu-bulu leher, tengkuk dan mantel yang panjang meruncing berwarna kuning coklat keemasan dengan kulit muka merah, iris coklat, bulu punggung hijau gelap dan sisi bawah tubuh berwarna hitam mengilap.
Pada kepalanya terdapat jengger bergerigi dan gelambir berwarna merah. Ekornya terdiri dari 14 sampai 16 bulu berwarna hitam hijau metalik, dengan bulu tengah ekor yang panjang dan melengkung ke bawah. Kaki berwarna kelabu dengan sebuah taji. Ayam betina memiliki kaki tidak bertaji, bulu-bulu yang pendek, berwarna coklat tua kekuningan dengan garis-garis dan bintik gelap.
Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) biasa hidup berkelompok, satu ayam jantan dengan beberapa ayam betina. Di pagi dan sore hari, mereka keluar mencari makanan di atas permukaan tanah. Meskipun demikian ayam ini memiliki kemampuan terbang yang cukup baik dan kadang terlihat bertengger di pepohonan. Pakan Ayam-hutan Merah terdiri dari aneka biji-bijian, pucuk rumput dan dedaunan, serangga serta berbagai jenis hewan kecil.
Ayam Hutan Merah membuat sarang berupa gundukan kasar pada semak-semak yang lebat. Sebagaimana ayam lainnya, bangsa aves ini mampu berbiak sepanjang waktu dengan jumlah telur sebanyak 4-5 butir dalam sekali berbiak
Ayam-hutan Merah tersebar luas di hutan tropis dan dataran rendah di benua Asia, dari Himalaya, Cina, Asia Tenggara, hingga ke Sumatra dan Jawa, Jawa, dan Bali. Selain itu juga diintroduksi ke Sulawesi, Nusa Tenggara, Filipina, dan Australia. Ayam hutan Merah lebih menyukai bagian hutan yang relatif tertutup atau daerah semak semi terbuka sebagai habitatnya.
Nenek Moyang Ayam Domestik. Berdasarkan hasil penelitian DNA yang dilakukan oleh LIPI, menemukan bahwa ayam domestik (ayam peliharaan; Gallus gallus domesticus) berasal dari satu nenek moyang, yaitu Ayam Hutan Merah (Gallus gallus).
Dari hasil penelitian itu juga menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu dari tiga wilayah yang dinyatakan sebagai pusat domestikasi ayam pertama kali di dunia selain di Cina dan India.
Status Konservasi. Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) oleh IUCN Redlist dikategorikan dalam status konservasi “Resiko Rendah” (Least Concern; LC) sejak tahun 1988. Berdasarkan staus konservasi ini berarti Ayam Hutan Merah dianggap masih belum terancam kepunahan.
Jenis Ayam Hutan Lainnya. Selain Ayam Hutan Merah (Gallus gallus) terdapat 3 jenis Ayam Hutan lainnya yaitu:
  • Gallus varius atau Ayam Hutan Hijau (Green jungle fowl) terdapat di Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, dan pulau kecil disekitarnya.
  • Gallus lafayettii atau Ayam Hutan Sri Lanka (Sri lanka Jungle fowl) endemik Sri Lanka.
  • Gallus sonneratii atau Ayam Hutan Kelabu (Grey jungle fowl) terdapat di India bagian selatan dan barat.
Klasifikasi ilmiah. Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Galliformes; Famili: Phasianidae; Genus: Gallus; Spesies: Gallus gallus.
Referensi: www.antara.co.id; iucnredlist.org; Gambar: wikipedia; bio.undip.ac.id;

Burung Asli Papua Paling Berbahaya Di Dunia

Kasuari merupakan sebangsa burung yang mempunyai ukuran tubuh sangat besar dan tidak mampu terbang. Kasuari yang merupakan binatang yang dilindungi di Indonesia dan juga menjadi fauna identitas provinsi Papua Barat terdiri atas tiga jenis (spesies). Ketiga spesies Kasuari yaitu Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius unappendiculatus), Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius casuarius), dan Kasuari Kerdil (Casuarius bennetti).
Burung Kasuari merupakan burung besar yang indah menawan. Namun dibalik keindahan burung Kasuari mempunyai sifat yang agresif dan cenderung galak jika diganggu. Burung bergrnus Casuarius ini sangat galak dan pemarah dan tidak segan-segan mengejar ‘korban’ atau para pengganggunya. Karenanya di kebun binatangpun, Kasuari tidak dibiarkan berkeliaran bebas. Bahkan konon, The Guinnes Book of Records memasukkan burung Kasuari sebagai burung paling berbahaya di dunia. Meski untuk rekor ini saya belum dapat  melakukan verifikasi ke situs The Guinness Book of Records.
Kasuari Gelambir Ganda
Kasuari merupakan burung endemik yang hanya hidup di pulau Papua dan sekitarnya, kecuali Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius casuarius) yang dapat juga ditemukan di benua Australia bagian timur laut. Dalam bahasa Inggris, Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius casuarius) disebut (Southern Cassowary), Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius unappendiculatus) disebut (Northern Cassowary) dan Kasuari Kerdil (Casuarius bennetti) disebut sebagai (Dwarf Cassowary).
Ciri-ciri dan Tingkah Laku. Burung Kasuari mempunyai ukuran tubuh yang berukuran sangat besar, kecuali Kasuari Kerdil (Casuarius bennetti) yang ukuran tubuhnya lebih kecil. Burung Kasuari tidak dapat terbang. Burung kasuari dewasa mempunyai tinggi mencapai 170 cm, dan memiliki bulu berwarna hitam yang keras dan kaku.
Kasuari Gelambir Tunggal
Di atas kepalanya Kasuari memiliki tanduk yang tinggi berwarna kecokelatan. Burung betina serupa dengan burung jantan, dan biasanya berukuran lebih besar dan lebih dominan.
Kaki burung Kasuari sangat panjang dan kuat. Kaki ini menjadi senjata utama burung langka dan dilindungi ini. Kaki burung Kasuari mampu menendang dan merobohkan musuh-musuhnya, termasuk manusia, hanya dengan sekali tendangan. Mungkin karena tendangan dan agresifitasnya ini tidak berlebihan jika kemudian The Guinness Book of Records menganugerahinya sebagai burung paling berbahaya di dunia.
Pada Kasuari Gelambir Ganda terdapat dua buah gelambir berwarna merah pada lehernya dengan kulit leher berwarna biru.. Sedangkan pada Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius unappendiculatus), sesuai namanya hanya mempunyai satu gelambir.
Burung Kasuari yang termasuk satwa yang dilindungi dari keounahan ini memakan buah-buahan yang jatuh dari pohonnya. Burung Kasuari biasa hidup sendiri, dan berpasangan hanya pada saat musim kawin saja. Anak burung dierami oleh Kasuari jantan.
Kasuari Kerdil
Meskipun Kasuari memiliki tubuh yang besar, namun ternyata tidak banyak yang diketahui tentang burung endemik papua ini. Apalagi untuk spesies Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius unappendiculatus) dan Kasuari Kerdil (Casuarius bennetti).
Habitat dan Penyebaran. Burung Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius unappendiculatus) dan Kasuari Kerdil (Casuarius bennetti) merupakan satwa endemik pulau Papua (Indonesia dan Papua New Guinea), sedangkan Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius casuarius) selain di pulau Papua juga terdapat di pulau Seram (Maluku, Indonesia) dan Australian bagian timur laut. Burung Kasuari mempunyai habitat di daerah hutan dataran rendah termasuk di daerah rawa-rawa.
Kasuari burung paling berbahaya, menyerang dengan kedua kakinya
Populasi dan Konservasi. Populasi burung Kasuari tidak diketahui dengan pasti namun diyakini dari hari ke hari semakin mengalami penurunan. Karena itu IUCN Redlist memasukkan burung Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius casuarius) dan Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius unappendiculatus) dalam status konservasi Vulnerable (Rentan) sejak tahun 1994. Sedang Kasuari Kerdil (Casuarius bennetti) diberikan status konservasi Near Threatened (Hampir Terancam). Ancaman kepunahan burung Kasuari lebih karena perburuan baik untuk mendpatkan daging, bulu ataupun telurnya.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Struthioniformes; Famili: Casuariidae; Genus: Casuarius; Spesies: Casuarius casuarius, Casuarius unappendiculatus dan Casuarius bennetti.
Referensi: www.iucnredlist.org; www.biolib.cz (Gambar Kasuari Gelambir Tunggal); www.mangoverde.com (Gambar Kasuari Kerdil); wikipedia.commons;